Monday 13 August 2012

CIRI-CIRI NIKAH MUT’AH DI SISI SYIAH RAFIDHAH – BAHAGIAN 3

Betapa keji dan kotor gambaran nikah mut'ah ala Syi'ah Rafidhah;
1. Akad nikah
Di dalam Al Furu' Minal Kafi 5/455 karya Al-Kulaini, dia menyatakan bahwa Ja'far Ash-Shadiq pernah ditanya seseorang: "Apa yang aku katakan kepada dia (wanita yang akan dinikahi) bila aku telah berduaan dengannya?" Maka beliau menjawab: "Engkau katakan: Aku menikahimu secara mut'ah berdasarkan Kitabullah dan Sunnah NabiNya, namun engkau tidak mendapatkan warisan dariku dan tidak pula memberikan warisan apapun kepadaku selama sehari atau setahun dengan upah senilai dirham demikian dan demikian." Engkau sebutkan jumlah upah yang telah disepakati baik sedikit mahupun banyak." Apabila wanita tersebut mengatakan: "Ya" berarti dia telah redha dan halal bagi si lelaki untuk menggaulinya. (Al-Mut'ah Wa Atsaruha Fil-Ishlahil Ijtima'i hal. 28-29 dan 31)
2. Tanpa disertai wali si wanita
Sebagaimana Ja'far Ash-Shadiq berkata: "Tidak apa-apa menikahi seorang wanita yang masih perawan bila dia redha walaupun tanpa ijin kedua orang tuanya." (Tahdzibul Ahkam 7/254)
3. Tanpa disertai saksi (Al-Furu' Minal Kafi 5/249)
4. Seseorang lelaki boleh menikah mut'ah dengan:
- wanita Majusi. (Tahdzibul Ahkam 7/254)
- wanita Nashara dan Yahudi. (Kitabu Syara'i'il Islam hal. 184)
- wanita pelacur. (Tahdzibul Ahkam 7/253)
- wanita penzina. (Tahriirul Wasilah hal. 292 karya Al-Khumaini)
- wanita sepersusuan. (Tahriirul Wasilah 2/241 karya Al-Khumaini)
- wanita yang telah bersuami. (Tahdzibul Ahkam 7/253)
- isterinya sendiri atau budak wanitanya yang telah digauli. (Al-Ibtishar 3/144)
- wanita Hasyimiyah atau Ahlul Bait. (Tahdzibul Ahkam 7/272)
- Sesama lelaki yang dikenali sebagai homoseks. (Lillahi... Tsumma Lit-Tarikh hal. 54)

Wallahhu aqlam
*Dari sumber - Membongkar kesesatan Syi'ah : Nikah Mut'ah, Senin, 04 April 2005 - 08:17:27 :: kategori Firqoh-firqoh Penulis: Buletin Islam Al Ilmu Edisi 33/IV/II/1426H

Sunday 5 August 2012

NIKAH MUT’AH DI SISI SYIAH RAFIDHAH – BAHAGIAN 2
Kebatilan dan kepalsuan kaum Syi'ah Rafidhah dalam menghalalkan nikah mut'ah dapat dibahagikan kepada tiga aspek kekejian;
Pertama, kitab-kitab yang telah telah dinukilkan oleh ulama-ulama Syiah seperti Ash-Shaduq di dalam kitab Man Laa Yahdhuruhul Faqih, dari Ash-Shadiq berkata: "Sesungguhnya nikah mut'ah itu adalah agamaku dan agama pendahuluku. Barangsiapa mengamalkannya maka dia telah mengamalkan agama kami. Sedangkan barangsiapa mengingkarinya maka dia telah mengingkari agama kami dan meyakini selain agama kami." Dalam halaman yang sama, Ash-Shaduq mengatakan bahwa Abu Abdillah pernah ditanya: "Apakah nikah mut'ah itu memiliki pahala?" Maka beliau menjawab: "Bila dia mengharapkan wajah Allah (ikhlas), maka tidaklah dia membicarakan keutamaan nikah tersebut kecuali Allah tulis baginya satu kebaikan. Apabila dia mulai mendekatinya maka Allah ampuni dosanya. Apabila dia telah mandi (dari berjimak setelah nikah mut'ah) maka Allah ampuni dosanya sebanyak air yang mengalir pada rambutnya."
Kedua, secara tidak langsung ulama-ulama Syiah telah mendakwa mereka mempunyai kedudukan yang lebih tinggi berbanding dengan imam-imam mereka sendiri.  As-Sayyid Fathullah Al Kasyaani di dalam Tafsir Manhajish Shadiqiin 2/493 memperkecilkan kedudukan para imam mereka sendiri ketika berdusta atas nama Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam, bahawa Baginda bersabda: "Barangsiapa melakukan nikah mut'ah satu kali maka darjatnya seperti Al-Husain, barangsiapa melakukannya dua kali maka darjatnya seperti Al-Hasan, barangsiapa melakukannya tiga kali maka darjatnya seperti Ali Radhiyallahu Anhu, dan barangsiapa melakukannya sebanyak empat kali maka darjatnya seperti aku."
Ketiga, nukilan di atas adalah satu pendustaan yang dinisbahkan kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam menegakkan hujjah batil mereka.
Apa yang nyata adalah ulama-ulama Syiah begitu terserlah kesesatan mereka dengan menonjolkan hadith-hadith palsu dan yang tidak ada usul. Pendustaan yang terbesar adalah mengaitkan kemaksiatan mereka secara bersandarkan kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dan Imam Jaafar as Saddiq.
Wallahu ‘Aqlam

*Dari sumber - Membongkar kesesatan Syi'ah : Nikah Mut'ah, Senin, 04 April 2005 - 08:17:27 :: kategori Firqoh-firqoh Penulis: Buletin Islam Al Ilmu Edisi 33/IV/II/1426H